Sindrom
Brugada adalah penyakit genetik yang ditandai dengan peningkatan risiko
kematian mendadak. Sindrom ini dinamakan oleh kardiolog Pedro dan Joseph
Brugada dari Spanyol pada 1992. Penyakit ini kemungkinan besar menjadi
penyebab Kematian mendadak saat tidur (KMST) atau sudden and unexpected
nocturnal pada pria muda di wilayah Asia Tenggara.
Penyebab
kematian dalam sindrom Brugada adalah ventrikel fibrilasi (kondisi di
mana terdapat tidak terkoordinasi kontraksi otot jantung dari ventrikel
di jantung). Pada kasus ini Otot ventrikel berkedut secara acak dan
tanpa koordinasi sehingga ventrikel gagal untuk memompa darah ke dalam
arteri dan masuk ke sirkulasi sistemik.
Dalam banyak kasus yang
terjadi di Asia Tenggara, sindrom ini lebih banyak menyerang laki-laki
dengan umur rata-rata 30-50 tahun. Di Indonesia, sindrom maut ini
dilaporkan pertama kali oleh Dr Muhammad Munawar SpJP tahun 2002, dimuat
di Jurnal Kardiologi Indonesia.Gejala:
Sindrom ini nyaris tanpa gejala, penderita langsung meninggal tiba-tiba meskipun sebelumnya sehat-sehat saja bahkan tidak ada faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner.
Pengobatan:
Meskipun tidak ada pengobatan yang tepat yang dapat dipercaya dan benar-benar mencegah terjadinya sindrom ini. Upaya yang dapat dilakukan pada penderita sindrom Brugada adalah pemasangan alat cardioverter-defibrilator. Pemasangan itu pun tak banyak berarti jika gejala tak terdeteksi.
sumber : http://health.detik.com/read/2010/05/15/114638/1357484/770/sindrom-brugada
0 komentar:
Posting Komentar